18 Oktober 2009

Nasib Dedaunan Tua



Aku seumpama dedaunan yang berguguran ketika musim panas tiba
dedaunan yang kering kerontang
terombang ambing oleh deru angin lalu
berlumuran debu-debu jalanan yang pekat
akan segera hancur seiring lenggang langkah sang penguasa dunia
aku tak akan berguna lagi jika hari itu tiba
hanya mengisi bak-bak sampah sang penyapu jalanan
aku akan selalu terbuang
merasa terasing dan tercampakkan

Inilah nasib dedaunan seperti ku
tak berarti apa-apa jika musim panas tiba
hanya membuat kejengkelan para petugas kebersihan
para ibu-ibu dan gadis-gadis yang menyapu halaman rumah

Inilah nasib dedaunan tua seperti ku
tak berarti apa-apa lagi bila tlah berguguran

-----------

5 komentar:

none mengatakan...

salam kenal mbak..

jangan anggap dirimu layaknya daun
yang ketika layu maka tiada lagi artinya
anggaplah dirimu bagaikan pohon
idemu adalah daunnya
maka saat mereka tumbuh dan berkembang,
hingga akhirnya berguguran
maka kamu akan menumbuhkan pucuk daun yang baru

:) semangat mbak!

albertus goentoer tjahjadi mengatakan...

pada akhirnya daun-daun memang akan seperti itu mbak... maka selagi daun-daun itu masih terus tumbuh... tetap lakukan yang terbaik dan memberi untuk kehidupan sang pohon dan lingkungan sekitar... salam kasih..

De mengatakan...

@ henny & Albertus :

salam kenal,

benar juga ya, meski udah berguguran bukan berarti nggak berguna kan?? kali aja kalo udah dibakar bisa dijadiin pupuk atau buat ngusir nyamukk...hahaha....
thanks buat semangatnya

Love u all

ijal mengatakan...

tetap semangat!

De mengatakan...

@ ijal : yupz...semangat..!!! :p