08 Oktober 2009

Tentang : Cinta

Tit...tit...tit...jam 11 malam HP ku berbunyi nyaring. Ada SMS masuk. Rasa kantuk yang mendera membuat ku mengabaikan sms itu. Namun 5 menit kemudian tak urung juga ku raih handphone butut itu. Mata ku seketika terbuka demi melihat nama si pemilik pesan. Tumben gumam ku lirih. Ku pencet tobol "pesan masuk". Akhirnya pesan itu terbaca juga.

"Apa yang dilakukan oleh insan manusia bila rindu dengan kekasih hatinya sedangkan kekasihnya sudah terlarang untuknya?".

Sejenak aku bingung untuk menjawab pertanyaan itu. Merindukan seseorang yang tak lagi milik kita? tentu sangat menyakitkan dan tentu saja hal yang pertama dilakukan yaitu menangis. Itu sudah pasti ku rasa, memendam rindu memang terasa berat hingga teman berbaginya ya hanya air mata. Namun entah mengapa aku tak ingin menjawab dengan itu, karna ku rasa itu bukan jawaban yang diinginkannya. Setelah berpikir sejenak, akhirnya aku membalas pesan itu.

"Entahlah, mungkin hanya bisa menikmati kerinduan itu, barangkali dengan sedikit berharap rindu itu akan terobati dengan kenangan bersamanya. Hanya berharap sesaat, lainnya? hanya Tuhan yang tahu apa yang terbaik untuk kita."

Begitu balas ku padanya. Entahlah ia mengerti atau tidak, yang pasti 5 menit kemudian ia mengirim pesan kembali.

"Tapi insan manusia itu sekarang sedang terhanyut sangat jauh, tenggelam begitu dalam bersama kenangan indah itu. Dia ingin keluar dalam keterpurukannya, tapi tangan itu begitu kokoh menariknya ke dalam. Masih ada senyum dibibirnya, tapi andaikan hati dilihat, sepertinya sudah tak berbentuk. Kapan semua ini akan berakhir?"

Aku terseyum membaca pesan itu. Sekilas seperti puisi, tapi ini ungkapan hatinya. Kembali aku merenung, mencari jawaban yang tepat, akhirnya kembali jemari ku menari-nari diatas keypad handphone lusuh itu.

"Kamu mungkin membutuhkan orang lain untuk menarik mu keluar dari keterpurukan itu. Tapi ku rasa itu saja idak cukup jika kau hanya diam. Mari ulurkan tangan pada teman-teman mu dan berusahalah sekuat tenaga agar orang-orang mudah membantu mu. Lapangkan dada dan ikhlas, sebenarnya hanya itu yang kau perlukan. Tapi terkadang itu tak semudah mengucapkannya".

Mungkin ini adalah jawaban yang lumrah, hanya diberi sedikit pemanis agar tampak menarik. Aku tertawa membaca pesan ku sendiri. Biarlah, hanya ini yang bisa ku jawab batin ku. Namun ia membalasnya dengan ucapan terima kasih dan berusaha untuk mengingat pesan ku.

Percakapan melalui sms itupun terhenti. Kini yang ada hanya sunyi. Malam semakin beranjak larut, namun aku masih terjaga. Membicarakan cinta, banyak hal yang tak akan terjawab. Mencoba mengenali cinta, akan ada banyak hal pula yang terlewati. Hari ini kita mungkin jatuh cinta dan patah hati, kemudian mengutuki diri akan semua kebodohan. Namun, kita tidak akan pernah tahu bahwa mungkin esok hari kita akan mengalami hal yang sama lagi.

Bercerita tentang cinta, mungkin tak akan pernah ada habisnya. Cinta itu datang dan pergi tanpa pernah kita sadari, cinta seperti permainan teka-teki silang. Perlu memahami banyak hal untuk mengetahui arti cinta yang sebenarnya. Mungkin saja cinta itu pengorbanan atau juga perjuangan. Entahlah...Sampai saat ini aku masih belum mengetahuinya, bahkan para pujangga pun mendefinisikan cinta dengan banyak hal.

Namun bagi ku cinta itu universal. Sama seperti hati kita, cinta itu luas tak berbatas....


--Pariaman, 17 September 2009---
Sebuah Cerita Cinta dari Seorang Sahabat

Tidak ada komentar: