07 Juli 2011

Saya akan kembali

Waktu itu dibulan Februari 2008. Saya ingat bulan itu. Saya harus terkurung dirumah bercat putih itu selama sebulan penuh. Harus merelakan waktu bertemu teman-teman bahkan merelakan tawaran-tawaran pekerjaan demi merawat ibu di rumah. Waktu itu beliau baru keluar dari rumah sakit setelah 1 tahun harus dirawat di rumah sakit jiwa. 

Hari itu saya merasa sangat bosan. Jenuh. Ponsel butut 1110 milik saya pun terpaksa disita demi menghindari keinginan ibu untuk pulang ke rumah lebih cepat. Meski sudah keluar dari rumah sakit, dia belum sepenuhnya sembuh. Sebulan itu masih percobaan dan ia harus control berkali-kali ke rumah sakit. Saya benar-benar kehilangan contact dengan dunia luar. Bisa dibayangkan betapa membosankannya hidup saya. 

"Kak, mau baca novel nggak?" tanya sepupu menawarkan sebuah bundelan kertas yang dijilid rapi.

Awalnya saya sedikit ragu. Saya tidak melihat sebuah buku ditangannya. Itu hanya sebuah bundelan kertas, bahkan dari judulnya saya bisa lihat itu hanya  tugas sekolah seorang siswi SMU. Tapi demi mengusir rasa bosan, tidak ada salahnya saya membaca bundelan itu. Siapa tahu itu bukan bundelan kertas biasa.

Dan ternyata benar. Saya salah. Seharusnya saya tidak melirik bundelan itu dengan sinis. Seharusnya saya tidak meremehkan bentuknya. Meskipun itu hanya sebuah tugas Bahasa Indonesia dari seorang siswi SMU, nyatanya bundelan itu lah yang menggugah niat saya untuk menulis.

Bundelan itu adalah sebuah novel yang berjudul "Love and Life is a Sacrifice." Saya masih ingat judulnya tapi lupa nama penulisnya, tetapi yang jelas novel itu dipinjam oleh sepupu saya dari perpustakaan SMU Negeri 1 Padang.

Temanya biasa saja, tentang kisah cinta anak remaja dan pengorbanan yang dilakukannya untuk orang yang dicintainya. Ya, sangat umum and biasa banget kan? Secara jaman sekarang "mudah" banget nulis yang kayak begini.

Tapi nggak tahu kenapa, dengan tema yang biasa itu dia menuliskannya dengan cara yang luar biasa. Dari awal sampai akhir, dia bisa mengobok-obok perasaan saya. Bagaimana rasanya first love, cemburu, gugup dan bagaimana rasanya sedih. Sungguh, saya sangat menyukai cara ia bercerita. Tidak membosankan. Saya bahkan membacanya berulang-ulang saking sukanya dengan cerita itu. 

"Kamu berbakat menulis ternyata"

Guru Bahasa Indonesia saya waktu SMP pernah mengatakan itu kepada saya. Pujian yang membuat saya ingin terus membuktikan bahwa saya benar-benar berbakat. Ya, mungkin beliau yang mendorong saya menulis, tapi jauh sebelum itu saya sudah mulai menulis meski hanya dibuku diary dan meski itu hanya sebuah nama saja.

Tapi hari itu, ketika saya selesai membaca lembaran terakhir dan menyusutkan air mata, saya berharap bisa menuliskan sebuah cerita seperti dia. Dan itu bukan harapan biasa saja, pelan tapi pasti harapan itu menjadi sebuah janji dan pemicu bagi saya untuk terus menulis.

"Ini kak Desfirawita (De Rawit) yang nulis buku Anak Kos Gokil itu bukan?"

Setelah bertahun-tahun saya belajar dan terus belajar menulis, dari yang dulunya biasa saja, sekarang bisa menjadi luar biasa dimata saya. Akhirnya setahun belakang, sejak karya saya masuk dalam kompilasi "Anak Kos Gokil" itu, saya kerap mendapatkan pertanyaan, "Ada cerita apa hari ini? Kapan ngeluarin buku lagi?" Saya sampai menangis saking terharunya mendapatkan pertanyaan seperti itu. 

Mungkin sebagian orang mengatakan saya beruntung karena nama saya yang ditulis di cover booknya, tapi menurutnya itu hanya kebetulan dan saya tidak menyangkal itu. Tapi bukankah kebetulan yang indah? Kita tidak tahu, terkadang hidup juga terdiri dari kebetulan-kebetulan yang indah, meski itu semua sudah direncanakan oleh Sang Pencipta. 

Jadi, meski apapun yang orang katakan tentang saya dan tulisan-tulisan saya, saya tidak akan berhenti menulis. Meski belakangan saya harus berusaha keras merangkai sebuah kata untuk menyapa kalian pada blog ini. 

Ya, saya akan berusaha untuk "kembali". Tunggu saja.... 

2 komentar:

Honey mengatakan...

saya bahkan sangat suka membaca tulisan di blog kamu ini

saya selalu menunggu ada tulisan baru yang memberikan pelajarn buat saya

menulis terus ya?

karena saya pikir saya tidak perlu bertanya, kapan kamu akan menulis lagi

saya yakin kamu akan menulis di blog ini

saya hanya ingin kamu bersemangat untuk menuliskan cerita buat kami yang mampir ke sini

De mengatakan...

@ honeylizious : terimakasih, honey..mampir terus yah! :)