17 Oktober 2012

Ini Rindu (Mungkin)



Di sini sepi. Tidak seperti di sana—dulu. Bising. Ramai. Ada bunyi-bunyian kalau minggu sudah tiba. Bunyi gesekan penggorengan dan sendoknya. Suara mesin sanio dan air mengucur dari kran. Kerasnya volume TV yang hidup 24 jam dan sangat memekakkan telinga. Lalu suara tawa dan celotehan-celotehan seru dari bibir-bibir mungil kalian. 

Kini tidak sama lagi. Semua berubah. Terus terang, ada yang hilang. 

Mereka bilang jangan melihat ke belakang. Ya, aku nggak pernah melihat ke belakang lagi saat meninggalkan rumah penuh kenangan itu—meski sangat ingin. Tatapanku jauh ke depan. Kehidupan baru sudah menanti. Tapi rasanya terlalu berbeda dan menyesakkan. 

Andai kalian tahu, rasanya sepi. Aku merasa ditinggalkan atau mungkin sebaliknya—aku belum menuntaskan sesuatu di masa lalu hingga merasa masih mencari-cari kepingan yang hilang? Atau mungkin ini yang namanya rindu. Dadaku seperti dipenuhi gelembung-gelembung kenangan. Ada tawamu, tawaku, tangis kita. Lalu pelukan hangat—semuanya. 

Aku dan kau tahu, waktu tidak bisa diputar kembali. Kita mungkin bisa memutar ulang kenangan, tapi mungkin tidak ada yang bisa menghentikannya di tempat yang sama. Alur itu sudah berbeda. 

Di sini sepi. Tidak seperti di sana—dulu. Tapi satu hal yang harus aku syukuri kini, kota ini masih menyimpan kenangan-kenangan tempo dulu—tidak terkontaminasi waktu. 

Di sini sepi. Memang. Tapi aku masih akan kembali ke kota ini. 



Padang, 13 Mei 2012 






Tidak ada komentar: