28 Agustus 2009

Satu Kata Terbaik : Berpisah



Sibuk.
Itu kata yang selalu kau katakan. Apa kau tahu arti kata itu untuk ku? Sakit. Itulah yang bisa ku simpulkan. Aku sakit mendengarnya. Tidak kah kau merasa? Tentu tidak, karena dunia mu tak lagi membuat mu peka akan rasa ku. Semua telah berubah, seperti halnya waktu yang terus berlalu. Apa kau ingat, dulu kita satu. Rasa kita sama. Tak satu pun masalah yang menguntai simpul hati kita. Ia terikat erat. Tersimpul mati. Apa kau ingat?? Tentu saja kau ingat. Hanya sebatas itu. Kau tak akan bisa meraihnya lagi. Satu kata telah memutus simpul kita. Menguntainya menjadi jalur yang panjang. Cukup pula untuk mengubah alur cerita yang pernah kita buat. Keadaan. Kau menyebutnya demikian. Aku tak percaya kau mengucapkan kata itu, tapi itu jua yang kau katakan. Waktu itu aku hanya terseyum sinis. Merasa tak percaya semua akan berubah dengan satu kata itu. Tapi aku salah. Setelah kata itu terlontar dari bibir tipis mu, kau pun berlalu. Dan benar, keadaan telah merubah segalanya.

Cinta.
Setelah sekian lama berlalu, semestinya kau tak perlu mengucapkan kata itu lagi. Aku tak membutuhkanya. Karna hati kita tak lagi satu. Kini hanya ada dingin. Rasa hampa tengah menjerat kita. Semestinya cinta tidak pernah begitu, tapi itulah yang terjadi. Kita tak perlu mengulang yang berlalu. Karna waktu tidak akan pernah sama lagi. Kau mengerti maksud kan? Aku yakin kau mengerti.

Berpisah.
Seharusnya itulah yang kita lakukan ketika kau menyebut kata sibuk. Karna memang semua tak mungkin dirangkai kembali. Simpul itu telah terbuka, terurai menjadi ceceran-ceceran kenangan yang menyakitkan.

Berpisah.
Kini aku mengerti, sebesar apapun keinginan kita untuk bersama, itu semua sudah terlambat. Terlambat untuk menyambungnya kembali. Keadaan telah merubahnya, seperti yang kau katakan.

Mengertilah, seharusnya ini yang terbaik....



Tidak ada komentar: