Tangan kasar itu terjulur pada ku,
mengembangkan telapaknya,
menunggu ku menyambut ulurannya
aku mendesah pelan
berat rasanya harus menyambut uluran itu
namun aku sadar hari ini terlalu suci untuk mengabaikannya
kembali aku mendesah pelan
mencoba menguatkan hati
melupakan kenangan yang berlalu
belajar menepis bayang-bayang kesakitan yang kau torehkan
sejenak terdiam
tangan itu masih terulur
dan akhirnya aku menyambut uluran itu
menyambut maaf yang kau ucapkan
tak ada luka yang tak terobati
percuma untuk mengabaikan seluruh permintaan maaf mu
uff...akhirnya kita berbaikan lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar