26 Juni 2010

Aku dan Dia

Aku melihatnya bernafas. Aku melihatnya merangkak. Lalu aku melihatnya berjalan. Kini ia berlari meninggalkan ku dengan segenap kekuatan yang ia punya. Aku melihat punggungnya menjauh. Tubuh kecilnya tampak kesepian dan rapuh. Tapi tidak ketika aku melihatnya dari depan. Ia tampak kuat, bersemangat, dan ceria.

Dia bilang, ingin sepertiku. Tidak pernah menyerah dengan keadaan. Dia selalu melihatku sebagai sosok yang bisa menyemangatinya. Aku sempat bangga dengan pujian itu. Namun sebenarnya, aku juga menginginkan hal yang sama. Aku ingin jadi dirinya yang sabar, ikhlas dan berjuang dengan ketidakmampuannya. Diam-diam aku mengidolakannya meski tak ku katakan.

Aku melihatnya berlari mengejar mimpi. Mimpi yang kerap kita perbincangkan sewaktu senja tiba. Mimpi yang menjadi petunjuk ketika kita melangkah ke depan. Kami mempunyai mimpi yang sama, tapi kami melangkah dengan jalur yang berbeda.

Aku melihatnya berlari semakin jauh. Tidak ada kebencian melihat sosoknya membelakangiku. Sungguh. Tidak ada rasa sedih ketika dia meninggalkanku. Kami berdua tumbuh bersama. Aku tahu dirinya, begitupun sebaliknya.

Jadi ketika senja menghapus bayang-bayangnya di ujung jalan, aku harus ikhlas melepasnya untuk yang terakhir kali. Aku percaya, dia akan baik-baik saja di sana--meski tanpa ku. 

I believe that...


8 komentar:

Anonim mengatakan...

Jadi, ayundamu pergi?

Syifa Ahira mengatakan...

siapa yang ninggalin dirimu say?

ellysuryani mengatakan...

Ya, semoga dia baik-baik saja ya Wiet. Selamat malming ya.

ajenk mengatakan...

Doakan saja dia selamat di jalan dan akan kembali pulang suatu saat nanti... :)

Corat - Coret [Ria Nugroho] mengatakan...

Amin insyaAllah semua baik

Adhi Prabowo, SE mengatakan...

Sukses selalu....

riesta mengatakan...

tetep semangaat ya...

De mengatakan...

@ all : thanks ya buat semangatnya. yg pergi, suatu saat pasti akan kembali. dia msh ingat jalan pulang, dan pasti akan pulang. :D