12 Maret 2011

It was a beautiful journey for us


12.03.2011
12 : 13 PM

Begitu waktu yang tertera pada message itu. Isinya cuma bilang :

Kak......Alhamdulillah lulus. Ditempatkan di Medan... :)

Aku tersenyum membaca SMS itu. Merasa terharu dan tiba-tiba ingin menangis. Betapa ajaibnya hidup ini. 

Masih terbayang dibenakku beberapa waktu yang lalu. Saat itu aku dan dia, berdua menghabiskan waktu menatapi lembar-lembar foto seorang teman yang berhasil mengejar mimpinya. Iri bercampur kagum. Berandai-andai untuk bisa seberuntung dia. 

Juga masih terekam perjalanan kami saat berjalan kaki menuju halte. Dia bilang sudah "lelah" namun akan terus berusaha. Katanya, "Terkadang aku merasa hidup itu seperti mimpi saja. Penuh khayalan-khayalan indah. Namun ketika terantuk waktu, impian itu memudar nyaris menghilang. Saat ini hanya bisa menjalani apa adaya saja."

Percakapan yang sudah lama dijauhkan waktu, namun tidak bisa menghapusnya dari ingatan. Apa yang kita alami selalu (nyaris) sama. Senasib. Kita berjuang bersama, menitipkan jejak pada mimpi yang sama.

Namun hari ini, ia selangkah lebih jauh dariku. Dia lebih cepat sekian kilobyte. Aku tertinggal, meski sebenarnya tidak.

Aku menenangis, bukan karena (sudah) ditinggalkan. Sama sekali bukan. Cuma terharu. Tiba-tiba teringat bacaan-bacaan yang pernah kita baca dan menjadi sumber inspirasi kita. Negeri van Orange, Negeri 5 Menara, 9 Matahari, Sang Pemimpi, Ranah 3 Warna". Semua termasuk dalam album perjalanan panjang kita.

Benar yang dikatakan Ahmad Fuadi dalam bukunya, Ranah 3 Warna. 

"Antara usaha dan hasil itu mempunyai jarak. Jeda yang mungkin cukup panjang untuk berproses.  Saat itulah diperlukan kesabaran untuk mengisinya. Man Shabara Zhafira."

Sayyid Ahmad Hasyimi juga berpesan dalan syairnya :
"Bersabarlah dan ikhlaslah dalam setiap langkah perbuatanTerus-meneruslah berbuat baik, ketika di kampung dan di rantauJauhilah perbuatan buruk, dan ketahuilah pelakunya pasti diganjar, di perut bumi dan di atas bumiBersabarlah menyongsong musibah yang terjadi dalam waktu yang mengalirSungguh di dalam sabar ada pintu sukses dan impian kan tercapaiJangan cari kemuliaan di kampung kelahiranmuSungguh kemuliaan itu ada dalam perantauan di usia mudaSingsingkan lengan baju dan bersungguh-sungguhlah menggapai impianKarena kemuliaan tak akan bisa diraih dengan kemalasanJangan bersilat kata dengan orang yang tak mengerti apa yang kau katakanKarena debat kusir adalah pangkal keburukan."
                                                                     
Man Jadda Wa Jada dan Man Shabara Zhafira. 
"Jangan menyerah. Menyerah berarti menunda masa senang di masa datang. Semakin banyak yang melihat aku dengan sebelah mata, semakin menggelegak semangatku untuk membuktikan bahwa kita tidak boleh meremehkan orang lain, bahkan tidak boleh meremehkan impian kita sendiri, setinggi apapun. Sungguh, Tuhan Maha Mendengar."

The words are so magical.  Itu selalu menjadi penutup dalam setiap perbincangan kita. Dan kita selalu percaya pada mantra-mantra itu.

and now it all becomes real. dreams come true....




-----
for my friend Husni Matul Fitri

1 komentar:

i-one mengatakan...

makasih postingannya.makin semagat buat kuliah.salam kenal.kalau ada waktu,maen2 ya keblog ane.http://edyirawannasution.blogspot.com