09 Maret 2011

Life is like Roller Coaster

Terpuruk tiada dalam kamusku
Selalu mencoba, punya harapan
Boleh saja kita kalah sesaat
Ambil hikmah untuk menang sepenuhnya...
(Kamus Hidup - Sheila on 7)


"Kamu orang yang sensitif ya?"

Suatu waktu, seorang pewawancara menanyakan hal itu kepadaku. Aku menatapnya dengan bingung. Enggak tahu harus menjawab apa. 

"Hmm...mungkin. Oh, tapi tidak juga. Saya hanya sedikit mudah merasa terharu."

"Kenapa begitu?"

Lagi-lagi aku menatapnya dengan bingung. Berkali-kali mulutku ingin mengatakan sesuatu, tapi terasa berat. Aku sungguh-sungguh tidak tahu jawabannya. Kalaupun tahu, aku seharusnya tidak menjawabnya, apalagi dalam sebuah wawancara kerja. Itu terlalu pribadi, bagiku.

Namun aku teringat, akan menjadi diri sendiri, bagaimanapun situasinya. Hidup boleh tidak berlaku adil kepadaku, setidaknya aku tidak akan melakukan hal yang sama pada hatiku. Maka dari itu aku menjawab. 

"Seringkali orang berpendapat bahwa kebahagian itu didapat dari sesuatu yang begitu besar dan gemerlap. Sesuatu yang juga dapat dilihat dengan jelas oleh orang lain. Saya selalu berpikir tentang hal itu, pernah juga membenarkan pendapat itu. Namun, terkadang hidup menjungkir balikkan kita seperti Roller Coaster. Kita tidak selalu harus melihat langit untuk menyembunyikan ketakutan. Sesekali kita juga perlu melihat kebawah, agar tahu bahwa disana ada hal-hal yang begitu indah untuk dinikmati. Pemandangan, rumah-rumah, bahkan tubuh-tubuh kecil yang menengadahkan kepala kepada kita dan melambaikan tangan. Tidakkah itu bisa membuat kita tersenyum? Rasanya jauh lebih nyaman daripada memejamkan mata atau melihat langit yang begitu sepi. Saya  belajar banyak dari pengalaman hidup. Termasuk melihat hal-hal kecil yang bisa membuat kita menangis sekaligus tersenyum."

"Jadi maksud kamu, pertanyaan kecil dari saya barusan membuat kamu bahagia sebab merasa diperhatikan?"

Aku terdiam. Lalu mengangguk malu-malu. Wanita itu tersenyum, lalu mengusap ujung matanya dengan Tissu.

"Mungkin ini bukan saat yang tepat untuk menceritakan masalah pribadimu kepada saya. Tapi saya percaya, kamu menceritakannya tidak untuk mendapat belas kasihan dari saya. Tetaplah menjadi dirimu sendiri. Jangan pernah malu dengan kekuranganmu. Berbanggalah, sebab kamu dilahirkan dengan energi positif yang sangat besar, hingga orang-orang disekitarmu akan tersedot olehnya."

Keluar dari ruangan itu aku tersenyum. Lega sekaligus bangga. Ini adalah wawancara terbaik yang pernah aku temui. Jikapun nantinya belum sesuai keinginan, setidaknya aku sudah melakukan hal terbaik.

Hidup itu seperti energi matahari. Kadang redup, kadang terang benderang. Tidak perduli betapa bencinya kita pada sengatannya, dilain waktu kita juga akan merindukan kilaunya memantulkan pelangi. 

Hidup itu seperti medan magnet. Mempunyai dua kutub dan energi yang berlawanan. Tidak peduli Utara ataupun Selatan. Positif atau juga negatif. Ketika kamu mendekatinya, kamu akan tertarik pada dua hal secara  bersamaan. Tidak perlu memilih untuk mundur. Dekati saja, disampingnya kamu akan melihat rahasia dari hidup itu sendiri. 

Hidup itu seperti anggota tubuh. Reflek. Saling menjaga. Saling membutuhkan. 

Hidup itu seperti Roller Coaster. Mual. Gamang. Ketakutan. Nyaman. Bebas. Indah. Candu. 

Hidup adalah semua hal yang bisa kita lihat, dengar dan rasakan. 

...dan hidupku saat ini, seperti mengulang masa kecil yang penuh mimpi, khayalan dan cita-cita. 
Mungkin aku lebih cocok jadi guru.
Wanita karier.
Atau jadi aktifis sosial.
Menjadi pengusaha.
Bos besar.
Atau malah hanya jadi ibu rumah tangga--menjadi istri dan ibu yang baik bagi anak-anakku kelak.

Entahlah, aku tidak pernah tahu jawabannya. Hidup selalu berahasia padaku. Jadi siapapun aku nantinya, aku tetaplah aku, energi positif bagi kehidupanku. 

Hmm...atau sepertinya takdir sudah memilihkan jalan terbaik padaku? I don't know.  Just need to be patient and let it flow...

^_^


(Repost, 29 Januari 2011)

1 komentar:

Freya mengatakan...

eh. emang kenapa diwawancarain? wedeh keren.

Saya setuju. Hidup itu roller coaster. Kadang capek. Muter-muter gituh sih pake jumpalitan heheheh :D