Source |
I
still remember all the memories betwen You and me
I
do every crazy thing it just to make me, You happy
#Last
Child—Memories of you
…di hari berhujan itu, ada tawa-tawa menggelembung di
udara.
Aku, kau, dia, mereka—kita. Sengaja memilih duduk di
pojokan dengan meja panjang dan 8 kursi saling berhadapan. Kita ber -7. Satu bangku kosong di
depanku—tanpa penghuni.
Horeee…Ada
syukuran lagi hari ini. Traktiran—entah dalam rangka apa. Habis gajian, dapat
arisan, atau udah jadian? Ups, ada yang mengenang 4th anniversary dengan sang mantan.
Hahaha…sayang sekali harus berakhir. But, what
ever dalam rangka apa, yang penting makan gratis. J
Ini bukan yang pertama. Hari-hari sebelumnya kita juga punya
moment yang sama di tempat berbeda. Seperti travelling dan wisata kuliner setelah bubaran kantor. Atau tradisi
syukuran tanpa pernyataan tertulis.
Namun ini bukan tentang makan gratis dan ngumpul-ngumpul
praktis. Ini tentang memories. Hal
terpenting yang akan kita kenang nanti. Setelah tidak di sini atau ketika tua
memaksa pergi.
Hahaha…meski berharap untuk bisa melarikan diri dari
rutinitas kantor yang menyesakkan, nyatanya tiap pagi kita akan melangkah ke sana —berputar dengan pro
kontra yang memusingkan. Dan moment
inilah obat kepenatan itu. Kebersamaan dan canda tawa.
Yaaaach, meski terkadang ada yang sedikit galau dan kacau.
Berantem dengan pacar karena dikomporin seharian. Biasa, LDR. Cemburu menguras
hari. Curiga menjadi-jadi. Haha…atau dengan si dia yang nggak kunjung nembak.
Bimbang, mereka-reka hati. Ada
juga yang pusing mikirin kredit yang nggak kunjung diverifikasi. But, ajakan
makan gratis selalu mendapat sambutan hangat dan cengiran lebar. Siapa sih yang
nggak mau diiming-imingi kata GRATIS yang dibold
besar-besar? Nobody wants, of course.
Jiwa-jiwa galau menepi sejenak.
Mungkin kita bukan sosialita yang selalu nongkrong di
tempat nge-hit tapi bikin dompet
terjepit. J-Co, Starbuck, Hardrock, apapun tempat ngopi-ngopi yang biasa
dikunjungi sosialita. Paling kaya kita cuma mampir ke Pizza Hut, KFC atau
Solaria. Selebihnya warung lesehan dengan atap bambu, tanpa jendela
berkelambu. Ya, kita bukan sosialita
dengan semua kemewahannya, wanita karir serba sibuk pun nggak juga. Kita hanya karyawan biasa dengan keluhan yang
itu-itu saja.
Mungkin kita nggak akan selamanya seperti ini. Tapi hari
ini, akan selalu menjadi selamanya untuk kita.
Jadi, terima kasih hari ini. Untuk makan gratisnya.
Ngumpul praktisnya. Dan hujan yang mengukir memories.
I get the happiness with you. Hope this
moment will be forever.
By the way, bubaran kantor
besok planning kita kemana?
Pondok Bakso Mas
Pepeng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar