30 November 2009

Masih Tentang Kenangan



Koridor itu masih sama seperti 3 tahun lalu.
Masih ramai dengan penjaja makanan ringan, masih seramai mahasiswa yang duduk lesehan, bercengkrama dengan gosip-gosip artis, cowok keren atau cewek manis  yang jadi pacarnya si anu, putus sama si itu sampai dengan memperdebadkan masalah politik kampus dan pemerintahan. Maklumlah mahasiswa. Dan aku selalu suka keributan kecil itu atau ketika sapaan yang menggoda diwaktu kita melewati sekelompok anak-anak jurusan teknik.

"Hai cewek" begitu sapaan mereka. Atau "Yang baju merah, kenalin dong?"
Haha...dulu aku selalu merasa risih dengan godaan-godaan itu, lalu sekian lama berlalu akhirnya aku mulai merindukannya. Ah, dasar aneh.

Koridor itu masih sama seperti saat kita tinggal kan 3 tahun yang lalu.
Masih dikelilingi pohon-pohon yang rindang, masih dilalui rumput-rumput yang merambat, bahkan masih ditebari dedaunan dari sang pohon lindung. Udaranya masih sama. Masih sesejuk saat kita menghirupnya. Bersama-sama di siang yang panas.

Koridor itu masih tak berubah seperti 3 tahun yang lalu.
Masih dikunjungi oleh mahasiswa-mahasiswa yang 'ngeh' dengan informasi, sampai rela genjet-genjetan di depan mading kampus. Koridor itu lah saksi tawa mereka yang namanya terpajang sebagai penerima beasiswa, atau saksi tangis mereka yang mendapatkan sanksi dari pihak kampus. Dan koridor ini juga menjadi saksi perjuangan dan keberhasilan kami sang mahasiswa jenius, dan Tim solid yang mengharumkan nama kamus. Aku selalu suka koridor yang ini. Tempat yang biasa aku lewati setiap pagi, siang, sore dan setiap hujan tiba, aku selalu setia menyusurinya. Bahkan ketika kesunyian melingkupi tempat itu, aku masih selalu setia melewatinya.

Koridor itu masih selalu sama meski tahun-tahun telah berlalu
Tempat kita melangkah pelan-pelan dalam kebisuan. Wakti itu kita merasa frustasi dengan tumpukan tugas yang tak kunjung kelar dan waktu kita merasa hampir menyerah ketika musim sidang semakin dekat namun kita belum menyelesaikan Tugas Akhir. Kita berjalan lambat dengan kebisuan, hanya suara derap sepatu kita yang terdengar, sesekali tarikan nafas kita yang terasa berat. Aku selalu merindukan saat-saat itu. Saat dimana tak ada tempat bagi kita disudut mana pun, hingga akhirnya kita mulai menyusup ke celah-celah sempit yang tak bertuan. Lalu dari sana kita memulai semuanya. Menyusuri tawa yang sejenak telah kita tinggalkan. Dari sudut itu kita kembali merangkai mimpi baru dan menjadikannya titik tujuan selanjutnya.

Dan pada akhirnya kita pun meninggalkan koridor panjang itu, menuju titik yang telah kita rangkai bersama.

Koridor itu pun kembali kehilangan penghuni...

***


3 komentar:

Lolly mengatakan...

kangen ya? :)

diNa mengatakan...

manusiawi.. kadang kita mmg kangen dg masa lalu.. skali2 kunjungi koridor itu sbg obat kangen :)

De mengatakan...

@ loly :
begitulah kira-kira
kangen jaman dulu

@ meidy :
hehe...bener jg ya.