26 Agustus 2010

Memo

Katamu, langit akan tetap menyenja, meski sudah tidak berderap langkah kita memburunya. Dia akan tetap menjingga, membiru, lalu menghitam tersaput malam.
Lalu pagi akan datang setelahnya. Dan akupun harus terbangun--bergegas memburu embun.
Katamu, teruslah berjalan, meski tangan tak lagi berpaut....

Disudut pagi yang cerah

11 komentar:

Blogger Tubes mengatakan...

Wuih...., bahasanya mantap sahabat...,
tak lagi berpaut...? kemana...?

Anonim mengatakan...

Maknanya jelas banget,....haruslah berburu embun, krn disitu byk kewajiban yg hrs segera ditunaikan

non inge mengatakan...

tentang perpisahan kah ini???

yah bumi masih tetap berputar walau mungkin kita terseok menjalaninya >.<

Unknown mengatakan...

Tetep semangat n happy blogging...

Nilla Gustian mengatakan...

Teruslah berjalan, sebab semesta terus berjalan meski terkadang mendung tak kunjung usai... :)

Muhammad A Vip mengatakan...

karena aku terus berjalan, maka aku sampai jua di sini. menyapamu. kucoba ulurkan tangan.

Gaphe mengatakan...

butuh mikir banyak buat mencerna.. hemm.. bagus diksinya..

elok langita mengatakan...

bahasanyaaaaaa kereeeeen :D

Hennyyarica mengatakan...

sedih rasanya kalo harus jalan sendiri-sendiri kalo biasanya dilalui bersama

Slamet Riyadi mengatakan...

seperti rutinitas saja
yang penting happy

Sukadi mengatakan...

harus selalu optimis dan yakin akan masa depan, tanpa harus di kejar cakrawala akan datang menghampiri kita.. :)
salam