30 September 2010

Berita dari SUMBAR : Mengenang Peristiwa 300909 (1th Sudah)


30 September 2009, pukul 17.16 WIB.
Adalah hari yang sangat mencekam bagi masyarakat Sumbar. Peristiwa memilukan tengah melanda negeri. Bencana gempa yang berkekuatan 7,9 Skala Richter mengguncang Ranah Minangkabau itu. Ribuan rumah hancur, ratusan warga luka-luka tertimbun reruntuhan dan tak sedikit juga yang meninggal dunia. Sungguh peristiwa tragis yang pernah saya lihat dan alami sendiri.

Gempa dahsyat yang terjadi karena kehendakNya itu tentunya masih banyak meninggalkan bekas hingga saat ini. Bukan hanya bekas bangunan yang masih belum semuanya direkonstruksi tapi juga trauma akan peristiwa mengguncangkan itu.

Tapi satu hal yang tak perlu kita pertanyakan dalam peristiwa ini. "Kenapa Tuhan menginginkan peristiwa itu terjadi?". Sebab, sebagai makhluk Tuhan yang lemah dan tidak luput dari dosa, tentunya sudah saatnya kita intropeski diri dari peristiwa itu. Di mata-Nya kita ini hanya makhluk yang lemah dan tak berdaya. Tuhan adalah Maha Kuasa atas segala. 

Maka dari itu, dengan mengenang kembali peristiwa 30 September 2009, tersebut marilah kita merenung atas dosa-dosa yang telah kita perbuat. Atas petunjuk-petunjuk yang sudah diberikan oleh Allah SWT. Mudah-mudahan kita bisa memperbaiki diri dan terhindar dari peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan. Amiin...


*****

Hiruk Pikuk
Hingar bingar
Semua berlari tak tentu arah
Jerit dan tangis mengiri derap langkah menjauh
Semua bergerak
Semua berjuang menghindari maut yang tiba-tiba saja datang
Gempa 7,9 skala rickher kini mengguncang kotaku
Meluluh lantakkan semua yang terlihat
Memporak porandakan pondasi-pondasi kehidupan

Aku terdiam di tempat

Kaku
Rasanya ingin beranjak namun tak kuasa tuk bergerak
Aku mematung
Diam menatapi kebingaran sore

Tak ada yang bisa ku lakukan

Selain memasrahkan semuanya
Tak ada yang tersisa kini, selain debu dan puing-puing reruntuhan
Bahkan segumpal air mata pun ikut musnah bersamanya
Tak ada lagi kebanggaan
Dimata-Nya, aku--kami hanyalah manusia kerdil yang tak berarti apa-apa jika semuanya telah hilang
Kami hanya manusia lemah yang mengharap perlindungan dari Mu ya Rabb….
(Jika Pondasi Telah Rebah. Pariaman, 30 September 2009)



--untukmu Sumbar-

6 komentar:

non inge mengatakan...

tidak ikut langsung mengalami...
tetepi mengalami rasa pilu ketika peristiwa itu terjadi dan kini terkenang kembali T.T

ghost mengatakan...

tak penah dilupain

Seiri Hanako mengatakan...

duh
mengerikan deh waktu itu..
semoga pemulihannya bisa sampe 100% secepatnya ya
walau trauma susah dilupakan

TS Frima mengatakan...

setahun berselang, masih banyak yang perlu diperbaiki di sini (padang).
mohon dukungannya, kawan-kawan :)

miwwa mengatakan...

Masya Allah. Mba ikut menyaksikan kuasa Allah itu ya. semoga tidak terulang lagi. tidak dalam waktu dekat ini. amin..

DewiFatma mengatakan...

Na'udzubillah....
Jangan sampai terulang kembali..