07 Maret 2013

Nongkrong Bareng : Eksekutif Muda


Pukul 08.45 WIB, Office.

“Ntar sore ngebakso yuk.”
Oke. Kalo ada undangan makan, pagi-pagi gini, tanpa ada perencanaan berarti, alasannya cuma satu “syukuran”. Gak ada yang lain.

Aku tersenyum sumringah membaca pesan singkat pada Gtalk ku. Makan gratis lagi? Horeeey…

“Okay.” Tanpa basa-basi aku langsung mengiyakan tawaran itu. Siapa yang nggak mau coba? And you know what, kali ini dalam rangka syukuran motor dan new blackberry. All right. You’re rich people, Maya. :p

Pukul 17.54 WIB, Pondok Bakso Mas Pepeng.

Again and again kita kembali ke tempat ini. Entah yang keberapa kalinya aku tak tahu. Yang pasti untuk rasa dan harga cukup terjangkau untuk dompet kami yang setiap bulannya selalu tipis. Okelah ada isinya beberapa lembar 50 ribuan. Tapi lebih banyak berupa kartu-kartu. Kartu ATM, Kartu Kredit, Kartu member di beberapa swalayan, Kartu Mahasiswa, Kartu Tanda Penduduk, Kartu Jamsostek, Kartu NUPWP, Kartu member penyewaan kaset, Kartu member Dufan dan kartu-kartu plastik lainnya. Dari sekian banyak kartu, hanya beberapa yang bisa dicairkan. Kartu ATM yang sudah mendekati saldo minimal dan kartu kredit yang full limit. Selebihnya, cuma buat menuhin dompet. Biar dikira kaya. Hahaha…

Hari itu kita memilih duduk di tempat yang sama, ditempat terakhir kalinya kita berkumpul, hampir setahun yang lalu. Hanya 6 bangku yang terisi. Artinya 2 bangku kosong. Biasanya kita ber-7. Ah, miss u more, guys.

Sudah lama kita tidak tertawa lepas seperti ini. Tanpa beban. Tanpa perduli lirikan-lirikan sebal dari tentangga sebelah. Kalian tahu tidak, aku memergoki abang penjual nasi gorengnya tersenyum mendengar guyonan-guyonan kita. Dia ikut tertawa geli. Mungkin dia teringat masa-masa mudanya. Masa-masa dimana hidup, bisa dengan mudahnya ditertawakan.

Aku tahu, kita tidak semuda dulu lagi. Meski ada diantara kita yang masih berumur dibawah 25an. You will see. Setelah serempat abad, apa yang akan terjadi pada hidupmu. Percaya nggak percaya, memang ada yang berbeda. Ada yang terasa perlu ditemukan. Entahlah apa. Mungkin jodoh. Congrats deh buat kamu yang sudah memiliki seseorang. Tinggal bagaimana mempertahankannya sampai akhir.

Ups, sedikit curcol.  

Aku tidak tahu darimana makhluk Tuhan itu muncul. Tiba-tiba suasana menjadi heboh karenanya.

Seorang makhluk Tuhan yang paling menarik, duduk tak jauh dari meja kami. Berkemeja cokelat muda dan celana cokelat tua, serasi dengan kulitnya yang aku kira sawo matang. Sekilas aku pikir dia salah seorang kasir di tempat kami bekerja, sampai akhirnya aku menertawakan kebodohanku sendiri. Mana mungkin aku melewatkan makhluk setampan itu?

Si Eksekutif muda.

Oke, kita sepakat menamakannya demikian.

Ehmm…ada yang curi-curi pandang padanya. Bahkan ada yang dengan nekatnya langsung curi-curi foto. Aku dapat satu kali jepret. Hahaha…harus kuakui, dia begitu menarik. Tipe-tipe cowok yang digandrungi cewek-cewek. Tapi lebih dari ketampanannya itu, aku lebih menyukai sikap cueknya. Berani bertaruh, aku yakin dia tahu kalo kita lagi memperbincangkan dia, mencuri-curi gambar wajahnya, bahkan tahu bahwa kita mengaguminya.He’s my tipe klo boleh dikategorikan.

Aku cukup beruntung mendapat tempat duduk yang bisa dengan leluasanya menatap wajahnya. Sayang, aku tidak seberani teman-teman lainnya. Aku mencoba jaim biar kalo dia melirik, aku masih terlihat sopan dimatanya. *aseeek*. Tapi itu tak bertahan lama, detik berikutnya aku malah ikutan ngakak. Ya sudahlah, be my self  aja. Aku bukan tipe sok jaim ketika semua orang dengan lepasnya tertawa.

Ada pengamen di depan sana menyenandungkan lagu Menjemput impian dari Kla Project. Tiba-tiba aku kangen Jo-gja. Semenjak BB ku rusak, aku tidak pernah berkabar-kabar lagi dengannya. Kangen cerita-ceritanya tentang kota impianku itu, tentang hujan, juga tentang rumah yang selalu dirindukannya. Apa dia masih menunggu kedatanganku? Maaf, Jo, Maret ini harus batal lagi.Aku harus menjadwal ulang perjalananku. Kamu tidak perlu menunggu. Kita hanya 2 orang asing.

“…Maafkanlah aku, acuhkan dirimu, saat pertama kali tersenyum padaku. Maaafkanlah aku, jejali dirimu dengan segala kisah, sumpah serapahku…”

Sejak kecil, aku selalu jatuh cinta sama SLANK. Aku besar dengan lagu-lagunya. Tapi mendengar lagu ini, membuatku ingin kembali ke masa remajaku. Lagu ini punya arti tersendiri. Ah, aku sempat merekamnya sedikit ke dalam ponselku. Suatu saat, ketika semua orang harus pergi meninggalkanku, aku akan putar rekaman ini berkali-kali. Sekedar peredam rindu, sekedar flashback.

Oh ya, ada suara cempreng kalian tertangkap. And I guess, will miss you, someday.    

Kira-kira bisa nggak ya kita nongkrong bareng sampai tua?





3 komentar:

Seiri Hanako mengatakan...

helo
wah kPn ya bisa bikin cerita gini lagi
soalnya daku malas ngetik terlalu panjang ee
enak baca gayamu bercerita
sukses yaaa

De mengatakan...

Hello, Mbak Seiri.
Wah, iya nih udh lama nggak BW aku. Ini aja kebetulan lg dpt todongan temen2 buat bikin cerita. Aku jg lagi malas nulis. hehehe...
Okay, Sukses jg buatmu :)

TS Frima mengatakan...

asik juga bisa nongkrong bareng model gitu. have a nice weekend ya :)