19 Februari 2012

Carry Me Home

wanna go home


"Aku merindukanmu. Bisakah datang mengunjungiku?" tanyamu waktu itu. 

Aku bilang, "Aku masih sibuk di sini. Mungkin lain kali."

"Kau berubah."

Sejenak aku menghentikan kesibukanku siang itu. Mencerna-cerna kata-kata yang kau ucapkan. Atau sekedar mengingat-ingat, benarkah aku berubah?

Saat itu mungkin. Tapi andai kau tahu, aku selalu mencari cara agar bisa mengunjungi setiap waktu. Aku selalu mencuri-curi waktu sekedar membalas pesan-pesan yang kau kirimkan. Aku tahu kau tidak menyadari kehadiranku. Aku tahu kau bosan dengan kata-kataku yang itu-itu saja. Aku tahu semuanya, namun kupilih diam--saat itu.

Namun hari ini aku memenuhi janjiku. Perjuanganku melebih batas untuk segera menemuimu--andai kau tahu. Hari ini aku berada disini. Melangkah ragu-ragu memasuki duniamu kembali. Bahkan sekedar mengetuk pintu dan mengucapkan salam pun, gerakanku terasa kaku. Tapi aku tahu, di dalam sana kau sedang terpaku di depan jendela, menghitung waktu--mereka-reka kapan aku datang menemuimu.

Ruangan ini sangat berdebu, dear. Semua yang terlihat tampak usang. Aku bisa melihat kalender lama yang masih terpajang di dinding, juga abjad-abjad yang bercecaran tak berwujud kata. Ruangan ini sudah lama tak berbenah ternyata.

Aku masih melihatmu duduk di sana. Di tempat yang sama ketika terakhir kali aku meninggalkanmu. Tempat harapan-harapan bisa segera kau bisikkan, agar angin membawanya kepadaku. Di depan jendela dengan tingkap yang masih terbuka lebar.

"Aku datang, dear. Angin tidak pernah ingkar janji mengirimkan pesan-pesanmu padaku."

Kau menoleh, sedikit terkejut. Kemudian senyum itu kulihat menerbangkan debu-debu usang yang menyelimuti duniamu.

"Welcome back, dear de!"





3 komentar:

Nina Luviarina mengatakan...

indahh...

Nina Luviarina mengatakan...

hanya haru..

Nina Luviarina mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.