wanna go home |
"Aku merindukanmu. Bisakah datang mengunjungiku?" tanyamu waktu itu.
Aku bilang, "Aku masih sibuk di sini. Mungkin lain kali."
"Kau berubah."
Sejenak aku menghentikan kesibukanku siang itu. Mencerna-cerna kata-kata yang kau ucapkan. Atau sekedar mengingat-ingat, benarkah aku berubah?
Saat itu mungkin. Tapi andai kau tahu, aku selalu mencari cara agar bisa mengunjungi setiap waktu. Aku selalu mencuri-curi waktu sekedar membalas pesan-pesan yang kau kirimkan. Aku tahu kau tidak menyadari kehadiranku. Aku tahu kau bosan dengan kata-kataku yang itu-itu saja. Aku tahu semuanya, namun kupilih diam--saat itu.
Namun hari ini aku memenuhi janjiku. Perjuanganku melebih batas untuk segera menemuimu--andai kau tahu. Hari ini aku berada disini. Melangkah ragu-ragu memasuki duniamu kembali. Bahkan sekedar mengetuk pintu dan mengucapkan salam pun, gerakanku terasa kaku. Tapi aku tahu, di dalam sana kau sedang terpaku di depan jendela, menghitung waktu--mereka-reka kapan aku datang menemuimu.
Ruangan ini sangat berdebu, dear. Semua yang terlihat tampak usang. Aku bisa melihat kalender lama yang masih terpajang di dinding, juga abjad-abjad yang bercecaran tak berwujud kata. Ruangan ini sudah lama tak berbenah ternyata.
Aku masih melihatmu duduk di sana. Di tempat yang sama ketika terakhir kali aku meninggalkanmu. Tempat harapan-harapan bisa segera kau bisikkan, agar angin membawanya kepadaku. Di depan jendela dengan tingkap yang masih terbuka lebar.
"Aku datang, dear. Angin tidak pernah ingkar janji mengirimkan pesan-pesanmu padaku."
Kau menoleh, sedikit terkejut. Kemudian senyum itu kulihat menerbangkan debu-debu usang yang menyelimuti duniamu.
"Welcome back, dear de!"
3 komentar:
indahh...
hanya haru..
Posting Komentar