Pukul 08.45 WIB, Office.
“Ntar sore ngebakso yuk.”
Oke. Kalo ada undangan makan, pagi-pagi gini, tanpa ada
perencanaan berarti, alasannya cuma satu “syukuran”. Gak ada yang lain.
Aku tersenyum sumringah membaca pesan singkat pada Gtalk ku. Makan gratis
lagi? Horeeey…
“Okay.” Tanpa basa-basi aku langsung mengiyakan tawaran
itu. Siapa yang nggak mau coba? And you know what, kali ini dalam rangka
syukuran motor dan new blackberry. All right. You’re rich people, Maya. :p
Pukul 17.54 WIB, Pondok
Bakso Mas Pepeng.
Again and again kita kembali ke
tempat ini. Entah yang keberapa kalinya aku tak tahu. Yang pasti untuk rasa dan
harga cukup terjangkau untuk dompet kami yang setiap bulannya selalu tipis.
Okelah ada isinya beberapa lembar 50 ribuan. Tapi lebih banyak berupa
kartu-kartu. Kartu ATM, Kartu Kredit, Kartu member di beberapa swalayan, Kartu Mahasiswa, Kartu
Tanda Penduduk, Kartu Jamsostek, Kartu NUPWP, Kartu member penyewaan kaset, Kartu member Dufan dan
kartu-kartu plastik lainnya. Dari sekian banyak kartu, hanya beberapa yang
bisa dicairkan. Kartu ATM yang sudah mendekati saldo minimal dan kartu kredit yang
full limit. Selebihnya, cuma buat menuhin dompet. Biar
dikira kaya. Hahaha…
Hari itu kita memilih duduk di tempat yang sama, ditempat
terakhir kalinya kita berkumpul, hampir setahun yang lalu. Hanya 6 bangku yang
terisi. Artinya 2 bangku kosong. Biasanya kita ber-7. Ah, miss u more, guys.
Sudah lama kita tidak tertawa lepas seperti ini. Tanpa
beban. Tanpa perduli lirikan-lirikan sebal dari tentangga sebelah. Kalian tahu
tidak, aku memergoki abang penjual nasi gorengnya tersenyum mendengar
guyonan-guyonan kita. Dia ikut tertawa geli. Mungkin dia teringat masa-masa
mudanya. Masa-masa dimana hidup, bisa dengan mudahnya ditertawakan.
Aku tahu, kita tidak semuda dulu lagi. Meski ada diantara
kita yang masih berumur dibawah 25an. You
will see. Setelah serempat abad, apa yang akan terjadi pada hidupmu.
Percaya nggak percaya, memang ada yang berbeda. Ada yang terasa perlu
ditemukan. Entahlah apa. Mungkin jodoh. Congrats
deh buat kamu yang sudah memiliki seseorang. Tinggal bagaimana
mempertahankannya sampai akhir.
Ups, sedikit curcol.
Aku tidak tahu darimana makhluk Tuhan itu muncul.
Tiba-tiba suasana menjadi heboh karenanya.
Seorang makhluk Tuhan yang paling menarik, duduk tak jauh
dari meja kami. Berkemeja cokelat muda dan celana cokelat tua, serasi dengan
kulitnya yang aku kira sawo matang. Sekilas aku pikir dia salah seorang kasir
di tempat kami bekerja, sampai akhirnya aku menertawakan kebodohanku sendiri.
Mana mungkin aku melewatkan makhluk setampan itu?
Si Eksekutif muda.
Oke, kita sepakat menamakannya demikian.
Ehmm…ada yang curi-curi pandang padanya. Bahkan ada yang
dengan nekatnya langsung curi-curi foto. Aku dapat satu kali jepret. Hahaha…harus
kuakui, dia begitu menarik. Tipe-tipe cowok yang digandrungi cewek-cewek. Tapi
lebih dari ketampanannya itu, aku lebih menyukai sikap cueknya. Berani
bertaruh, aku yakin dia tahu kalo kita lagi memperbincangkan dia, mencuri-curi
gambar wajahnya, bahkan tahu bahwa kita mengaguminya.He’s my tipe klo boleh dikategorikan.
Aku cukup beruntung mendapat tempat duduk yang bisa
dengan leluasanya menatap wajahnya. Sayang, aku tidak seberani teman-teman
lainnya. Aku mencoba jaim biar kalo dia melirik, aku masih terlihat sopan
dimatanya. *aseeek*. Tapi itu tak bertahan lama, detik berikutnya aku malah
ikutan ngakak. Ya sudahlah, be my self aja. Aku bukan tipe sok jaim ketika semua
orang dengan lepasnya tertawa.
Ada pengamen di depan sana menyenandungkan lagu Menjemput
impian dari Kla Project. Tiba-tiba aku kangen Jo-gja. Semenjak BB ku rusak, aku
tidak pernah berkabar-kabar lagi dengannya. Kangen cerita-ceritanya tentang
kota impianku itu, tentang hujan, juga tentang rumah yang selalu dirindukannya.
Apa dia masih menunggu kedatanganku? Maaf, Jo, Maret ini harus batal lagi.Aku
harus menjadwal ulang perjalananku. Kamu tidak perlu menunggu. Kita hanya 2
orang asing.
“…Maafkanlah aku,
acuhkan dirimu, saat pertama kali tersenyum padaku. Maaafkanlah aku, jejali
dirimu dengan segala kisah, sumpah serapahku…”
Sejak kecil, aku selalu jatuh cinta sama SLANK. Aku besar
dengan lagu-lagunya. Tapi mendengar lagu ini, membuatku ingin kembali ke masa
remajaku. Lagu ini punya arti tersendiri. Ah, aku sempat merekamnya sedikit ke
dalam ponselku. Suatu saat, ketika semua orang harus pergi meninggalkanku, aku
akan putar rekaman ini berkali-kali. Sekedar peredam rindu, sekedar flashback.
Oh ya, ada suara cempreng kalian tertangkap. And I guess, will miss you, someday.
Kira-kira bisa nggak ya kita nongkrong
bareng
sampai tua?
3 komentar:
helo
wah kPn ya bisa bikin cerita gini lagi
soalnya daku malas ngetik terlalu panjang ee
enak baca gayamu bercerita
sukses yaaa
Hello, Mbak Seiri.
Wah, iya nih udh lama nggak BW aku. Ini aja kebetulan lg dpt todongan temen2 buat bikin cerita. Aku jg lagi malas nulis. hehehe...
Okay, Sukses jg buatmu :)
asik juga bisa nongkrong bareng model gitu. have a nice weekend ya :)
Posting Komentar